Arsip Berita
Penghormatan Terakhir Kepada Hakim Yustisial Mahkamah Agung Asal Lombok Timur
Karangan bunga duka cita dari pimpinan Mahkamah Agung dan Pengadilan Tinggi NTB
Lombok Timur ǀ pa.selong.go.id
Selasa (28/1/2020) pagi, dunia peradilan dikejutkan berita wafatnya salah seorang hakim yustisial Mahkamah Agung (MA), Muhammad Nur, S.Ag., MH. di Kota Pontianak. Hakim asal Lombok Timur itu menghembuskan nafas terakhir saat melaksanakan tugas pengawasan ujian penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Bumi Khatulistiwa.
Begitu mendengar kabar duka itu, Ketua PA Selong, Drs. H. Gunawan, MH. bersama sebagian pegawai segera menuju ke rumah duka atau rumah orang tua almarhum di Dusun Loang Tuna Desa Banjarsari Kecamatan Labuhan Haji Kabupaten Lombok Timur untuk bertemu keluarga almarhum.
Di rumah duka, rombongan dari PA Selong itu bertemu ibunda almarhum, Hj. Mahirun dan kakak almarhum, Tasnim, untuk mengucapkan belasungkawa dan membicarakan persiapan penyambutan jenazah almarhum.
“Bersama keluarga, kita siapkan segala sesuatunya untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum,” kata Ketua PA Selong kepada jajarannya.
Setelah memastikan tenda dan kursi terpasang di halaman rumah duka dan jenazah almarhum baru akan datang tengah malam, rombongan PA Selong kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan.
Karangan bunga duka cita dari Sekretaris Mahkamah Agung dan Biro Hukum dan Humas
Selepas shalat Isya, rombongan PA Selong mendatangi rumah duka lagi. Di ruang tamu rumah duka mereka berbincang-bincang dengan Ibu Hj. Mahirun atau Inaq Tasnim.
“Hari Minggu kemarin, Nur menelpon, dia bilang nanti setelah selesai acara di Pontianak, dia mau datang ke sini bawa istri dan anak-anak. Ternyata keduluan dia meninggal,” ujarnya dengan nada sendu.
Sambil membicarakan persiapan penyambutan jenazah, di ruang tamu malam itu para pentakziah memperbincangkan almarhum. Sesekali ada yang bertanya kepada Ibu Hj. Mahirun.
Karangan bunga duka cita dari IKAHI
Seorang Hakim PA Selong, Drs. H. Hamzanwadi, MH., misalnya, menyampaikan kesaksiannya tentang kecerdasan almarhum.
“Nur itu murid saya. Dulu sebelum jadi hakim, saya mengajar di Madrasah Aliyah NW (Nahdlatul Wathan) Pancor. Nilai pelajarannya tidak pernah kurang dari 10, memang cerdas dia,” tuturnya.
Ditambahkannya, bahwa ia pernah ditanya oleh Nur tentang sebuah pertanyaan yang membuatnya harus membuka kitab terlebih dahulu untuk menjawabnya. Biasanya ia langsung menjawab pertanyaan yang diajukan murid di kelas, namun saat itu ia terpaksa menunda dan baru menjawab di pertemuan berikutnya.
“Saya tidak akan pernah lupa, waktu kelas 2 Aliyah dia nanya, kenapa dalam Al-Quran Allah menggunakan dua kata untuk menunjukkan kata menurunkan, yaitu anzala dan nazzala,” kenang Hamzanwadi, yang saat itu mengajar pelajaran Ulumul Quran.
Para pentakziah sedang berbincang-bincang dengan Ibu Hj. Mahirun di ruang tamu
Semakin malam, semakin banyak pentakziah datang. Selain warga sekitar, banyak warga peradilan yang memadati rumah duka, termasuk Ketua PA Mataram dan Ketua Pengadilan Negeri (PN) Selong. Sementara pimpinan pengadilan se-Pulau Lombok yang lainnya sedang menyambut jenazah di bandara.
Jenazah tiba di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (BIZAM) Lombok Tengah pukul 23.00 WITA. Beberapa pejabat turun dari pesawat yang sama dengan jenazah, antara lain Sekretaris MA, Ketua Pengadilan Tinggi (PT) Pontianak, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama (PTA) Pontianak dan Ketua PA Pontianak.
Ketua, para hakim dan panitera PA Selong sedang berdiri di jalan raya menunggu kedatangan jenazah
“Pak Kapolres, jenazah sudah tiba di bandara. Sekarang sedang diurus untuk dibawa ke Lombok Timur. Kami mohon bantuan untuk pengamanan di pintu masuk gang rumah,” pinta Ketua PA Selong kepada Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Lombok Timur melalui sambungan telepon.
Tak begitu lama, datang personil kepolisian berjaga-jaga di mulut gang menuju rumah duka.
“Pengumuman, diberitahukan bahwa jenazah almarhum Muhammad Nur sebentar lagi tiba di rumah duka. Dimohon kepada Bapak Ibu warga Dusun Loang Tuna, untuk sama-sama menyambut jenazah,” suara dari toa Masjid Nurul Wathan.
Warga berdesak-desakan menyambut kedatangan jenazah
Tepat pukul 00.30 WITA, jenazah almarhum datang. Iring-iringan mobil terpaksa berhenti di jalan raya dan tidak diperkenankan masuk gang, karena jalanan gang penuh sesak dengan pentakziah. Hanya mobil ambulance saja yang masuk gang dan berhenti tepat di rumah duka.
Walaupun tengah malam, waktunya istirahat namun jalanan gang dari jalan raya menuju rumah duka yang berjarak sekitar 200 meter dipenuhi pentakziah.
Istri almarhum, Rohimah, yang datang bersama jenazah langsung berpelukan dengan ibu almarhum begitu tiba di rumah duka. Keduanya cukup lama berpelukan sambil menangis. Anak-anak almarhum, Muhammad Firdaus Nur dan Aura Namirah juga larut dalam kesedihan.
Jenazah telah tiba di rumah duka
Wakil Ketua PTA Mataram lalu mengajak jajaran pengadilan untuk rapat koordinasi di ruangan yang lain dari rumah duka, sambil memberi kesempatan kepada keluarga almarhum untuk memberikan penghormatan terakhir dan doa kepada almarhum.
Rapat membahas tentang persiapan pemakaman besok hari, dari mulai upacara pelepasan jenazah, shalat dan pemakaman. Sekitar pukul 02.00 rapat selesai. Para pentakziah dari pengadilan mohon diri untuk beristirahat.
Rapat koordinasi membahas acara pemakaman jenazah besok hari
Rabu (29/1/2020), dari pagi rumah duka sudah dipadati pentakziah. Setelah semua siap, pukul 09.30 WITA, upacara pelepasan jenazah dimulai.
Setelah dibuka oleh pembawa acara, Drs. H. Hamzanwadi, MH., acara dilanjutkan dengan pembacaan riwayat hidup almarhum. Ketua PA Selong didaulat untuk mengemban tugas itu.
Disebutkan bahwa almarhum lahir di Lombok, 25 Desember 1973, menyelesaikan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Hamzanwadi Pancor, Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah NW Pancor lalu melanjutkan pendidikan S-1 dan S-2 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
“Almarhum pernah bertugas sebagai hakim di PA Painan (2009-2012), PA Padang Panjang (2012-2015), PA Cilegon (2015-2018). Setelah itu bertugas sebagai Asisten Sekretaris MA / Hakim Yustisial pada Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Badan Urusan Administrasi MA (2018-sekarang),” kata Ketua PA Selong.
Foto Muhammad Nur
Selain itu, masih menurut riwayat hidup yang dibacakan, almarhum juga seorang trainer mediasi pada berbagai pusat pelatihan mediator, antara lain Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teknis (Pusdiklat Teknis) MA dan Indonesian Institute for Conflict Transformation (IICT). Dan pernah dipercaya menjadi Pembicara dalam berbagai forum, antara lain South East Asia Regional Seminar of The Working Party on Mediation in the Context of Malta Process dan Asian Mediation Associatioan Conference.
“Almarhum menulis berbagai karya tulis, antara lain Visi Kebangsaan Religius: Refleksi Pemikiran dan Perjuangan Tuan Guru Kyai Haji Muhammad Zainuddin Abdul Madjid 1904-1997 dan Gawe Adat Selaparang: Revitalisasi Kearifan Lokal menuju Kemartabatan Nasional,” imbuhnya.
Sekretaris MA menyampaikan kata sambutan atas nama pimpinan MA dan PP IKAHI
Acara selanjutnya adalah sambutan atas nama pimpinan MA dan Pengurus Pusat Ikatan Hakim Indonesia (PP IKAHI) yang disampaikan Sekretaris MA, H. Achmad Setyo Pudjoharsoyo, SH., M.Hum.
Pada kesempatan itu, Sekretaris MA menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas nama pimpinan MA dan PP IKAHI atas kepergian putra terbaik MA saat melaksanakan tugas.
“Dalam perjalanan dua tahun Bapak Muhammad Nur bersama saya khususnya, selaku staf khusus / asisten Sekretaris MA, beliau telah mewarnai MA dalam pemberitaan dan kebijakan-kebijakan yang saya ambil. Oleh karena itu, tidak ada pilihan lain kecuali memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada almarhum yang telah memberikan warna di usianya yang masih muda untuk MA,” tandasnya.
Sekretaris MA mengapresiasi kerja almarhum yang tangguh dalam menghadapi pemberitaan media yang sangat keras menyoroti lembaga peradilan.
Karangan bunga duka cita dari Badilag
“Beliau tidak terlihat memang, apa yang beliau lakukan. Tetapi kami semua merasakan perubahan dalam tiga tahun terakhir dalam mendapatkan dan merebut kembali kepercayaan masyarakat, melalui kebijakan-kebijakan MA yang kemudian dikolaborasikan dalam bentuk-bentuk berita, baik media online maupun media cetak,” jelasnya.
Atas nama pimpinan MA, PP IKAHI dan atas nama Keluarga Besar MA, Sekretaris MA mengucapkan terima kasih atas karya besar almarhum.
Tak lupa, Sekretaris MA juga memohon maaf kepada keluarga karena pekerjaan di lembaga yudikatif itu tidak mengenal waktu, tidak mengenal hari, sehingga keluarga hampir-hampir terabaikan.
“Saya dan almarhum seperti pinang dibelah dua. Tanpa almarhum, saya mengalami kesulitan mengambil langkah kebijakan. Akan tetapi Allah lebih sayang, lebih menyayangi almarhum, sehingga Allah memanggilnya untuk ditempatkan di tempat yang layak. Doa kita semua, semoga beliau husnul khotimah,” ujarnya.
Sekretaris MA berbicara kepada istri almarhum di depan jenazah
Selesai menyampaikan pidatonya, Sekretaris MA lalu menyerahkan jenazah kepada keluarga almarhum yang diwakili oleh Kepala Desa Banjarsari, Zuhri, S.Ag. untuk dishalatkan dan dimakamkan sesuai syariat Islam.
Sebelum jenazah diberangkatkan menuju masjid, Sekretaris MA masuk ke dalam rumah duka untuk berpamitan kepada ibu, istri, anak-anak dan keluarga besar almarhum, karena sedang ditunggu untuk sebuah kegiatan di MA.
Kepada istri almarhum, Sekretaris MA kembali mengulangi permohonan maafnya yang telah mengambil banyak waktu almarhum demi lembaga sehingga mengorbankan kebersamaan dengan keluarganya.
Shalat jenazah di Masjid Nurul Wathan
Jenazah kemudian dibawa ke Masjid Nurul Wathan untuk dishalatkan lalu dibawa ke pemakaman umum Desa Banjarsari. Selesai jenazah dikebumikan dan dilakukan talqin, kemudian disampaikan hikmah takziah oleh Ustadz H. Mursyidin Zuhdi, M.Pd.
Sebagai acara penutup disampaikan sambutan atas nama Pengurus Besar NW yang disampaikan oleh Sekretaris Umum Pengurus Wilayah NW Nusa Tenggara Barat, H. Irzani, M.Si.
Jenazah dibawa ke pemakaman umum Desa Banjarsari
“Sedianya Ketua Umum Pengurus Besar NW, Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi, Lc., M.A. akan ikut acara pemakaman ini. Namun beliau berhalangan karena sedang berada di Mesir. Untuk itu beliau memohon maaf. Demikian juga Ibu Wakil Gubernur, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd. berencana hadir jika pemakaman setelah Dzuhur. Akan tetapi karena sebelum Dzhuhur, beliau tidak bisa karena ada kegiatan. Meski demikian, setelah Dzuhur nanti beliau akan datang ke rumah duka,” tuturnya.
Atas nama pimpinan dan Keluarga Besar NW, H. Irzani, M.Si. menyampaikan rasa kehilangannya atas kepergiaan almarhum, karena kontribusinya yang begitu besar bagi NW. (samyad)